KOMSI UGM, Tempat Berkumpulnya Programmer Muda Gadjah Mada.

Seringkali kita mendengar istilah "ngoding" jika ngobrol ataupun kumpul dengan anak yang suka IT. Tapi, buat yang masih awam, mungkin istilah tersebut masih terdengar asing atau biasanya tau hanya sebatas "ngoding itu intinya ya bikin aplikasi.". Terus gimana sih misal kita kepengin tau lebih dalam lagi soal ngoding, pemrogramaan atau hal -hal yang berhubungan dengan pembuatan aplikasi ? Jawabannya yaitu mulai belajar dasar - dasar pemrogramman dari awal.

Memulai belajar pemrogramman dapat melalui berbagai macam cara. Bagi seorang pemula, biasanya ada yang secara otodidak alias belajar sendiri secara mandiri lewat channel youtube, website, online learning, baca buku dan semua yang membahas segala macam pemrogramman dasar sampai ke tingkat lanjut. Kemudahan kita belajar pemrogramman otodidak salah satunya belajar dimana saja sesuai keinginan dan dapat  berdiskusi di forum online jika mengalami kendala belajar. Akan tetapi, disamping kemudahan belajar secara otodidak, ada beberapa kendala yang sering dijumpai. Pada dasarnya belajar pemrogramman otodidak lebih ke praktik nyata, tidak mempelajari teori secara mendalam. Untuk mendalaminya lebih baik lagi, kebanyakan orang yang suka dunia IT akan lebih memilih untuk belajar secara akademisi di jurusan komputer pada universitas tertentu.

Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya ketika belajar ilmu komputer di Universitas Gadjah Mada. Ada salah satu jurusan di UGM yang mempelajari praktik dan teori yang berhubungan dengan pemrogramman, prodi tersebut dinamakan KOMSI atau singkatan dari Komputer dan Sistem Informasi. Program studi ini berada di Fakultas Sekolah Vokasi UGM. Pada dasarnya yang membedakkan belajar otodidak dan di bangku kuliah ada pada pengalamannya. Ketika berada di kampus, mahasiswa mulai diberikan materi belajar algoritma dasar. Belajar algoritma merupakan fundamental dasar bagi mahasiswa untuk membangun logika pemrogramman. Karena belajar pemrogramman tidak akan pernah lepas dari berpikir berdasarkan logika yang nantinya berguna untuk memecahkan berbagai macam permasalahan pemrogramman untuk mendapatkan solusi terbaik.

Kembali lagi ke bahasan seputar program studi Komsi UGM. Tahun pertama kuliah kita tidak hanya diberi materi dasar - dasar pemrogramman saja, disini kita belajar materi kuliah umum seperti matematika, statistika, pendidikan agama dan juga pendidikan pancasila. "Kenapa mempelajari materi semacam itu ?" "Kok tidak langsung to the point aja ?" Oke, secara tidak langsung belajar matematika dan statistika bisa melatih kita untuk berpikir secara kritis. Belajar pendidikan agama juga tidak kalah pentingnya, apalagi dengan pendidikan pancasila. Sebagai universitas yang dikenal dengan sebutan kampus kerakyatan, UGM akan selalu menjunjung tinggi nilai - nilai dasar pancasila dalam lingkungan pendidikannya. Materi di tahun pertama yang sudah mulai masuk ke penjurusan yaitu kita mulai belajar tentang basic programming, database dan algoritma dasar, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Tidak hanya belajar teori di ruang kelas, mahasiswa juga dilatih belajar praktik di lab komputer untuk mendalami skill pemrogramman. Setiap satu semester, mahasiswa juga diwajibkan untuk membuat team dalam pembuatan proyek aplikasi yang di penghujung semester akan di presentasikan proyek yang dibuat oleh beberapa kelompok.

Tahun kedua kuliah, mahasiswa mulai mempelajari banyak materi selain "ngoding", salah satunya yaitu mahasiswa belajar multimedia seperti Praktik Perancangan Desain dan Pembuatan Animasi. Untuk desainnya sendiri mahasiswa praktik membuat desain 2D menggunakan aplikasi SketchUp dan untuk animasinya sendiri mahasiswa belajar menggunakan aplikasi Blender 3D. Berikut ini video animasi sederhana saya ketika mengikuti praktikum animasi :



Di tahun kedua ini mahasiswa juga mulai dilatih untuk membuat suatu sistem informasi baik yang berbasis WEB maupun Android. Inilah kelebihan tersendiri dari mahasiswa komsi, sedikit demi sedikit skill ngoding mulai terlatih dari semester pertama ke semester berikutnya. Karena secara umum teknik belajar mengajar yang ada di prodi komsi tidak hanya sekedar teori saja melainkan praktik langsung setiap harinya di lab komputer. Prestasi terbaik komsi tidak hanya mencetak programmer - programmer muda yang berwawasan global dan beretika baik. Akan tetapi, di bidang multimedianya komsi berhasil membuat salah satu film bergenre Sci-Fi yang di sutradarai langsung oleh Dosen Komsi sendiri yaitu Mas Yusron Fuadi. Film Tengkorak ini singkatnya menceritakan penemuan tengkorak berukuran raksasa yang membuat umat seluruh dunia gencar dan menimbulkan berbagai macam tanda tanya. Pembuatan Visual Effect film ini dibuat oleh Dosen Komsi dan dibantu oleh mahasiswa Komsi UGM.


Tahun terakhir perkuliahan mahasiswa diberikan berbagai macam materi peminatan. Mahasiswa akan memilih materi sesuai dengan bakatnya, karena di tahun terakhir, seorang mahasiswa komsi mulai menemukan jati dirinya. Biasanya terdapat dua macam kategori mahasiswa komsi, pertama yaitu yang suka dengan "ngoding" alias yang rela ngehabisin waktunya berjam-jam mantengin layar laptopnya demi menyelesaikan permasalahan pemrogramman. Sedangkan yang kedua biasanya yang sudah "gak tahan" dengan yang namanya ngoding, apalagi jika menemukan error ketika sedang membuat suatu aplikasi web maupun android, mahasiswa dengan kategori seperti ini justru akan mendalami materi multimedia dan lebih suka untuk belajar membuat animasi dan desain karena tidak menyukai hal - hal yang berbau ngoding. Biasanya mahasiswa kategori ini lebih ulet dan telaten untuk membuat animasi, karena membuat animasi sama sulitnya dengan membuat suatu sistem informasi, bedanya jatuh ke pilihan masing - masing.

Mungkin cukup segini dulu yang bisa saya sampaiakan, kesimpulannya belajar programming otodidak ataupun melalui kuliah memiliki perbedaan masing - masing. Otodidak programmer yang sudah mempelajari secara mendalam paham betul dengan skill - skill kodingan, akan tetapi kekurangannya pada pengembangan sistem yang kurang terstruktur dan arsitektur databasenya. Karena lebih fokus pada codingan saja. Sedangkan lulusan IT lebih menguasai teori dasar pengembangan suatu sistem yang menjadi nilai tambah tersendiri dalam pembuatan sistem secara lebih terstruktur dengan baik. Tak jarang lulusan IT pun tidak semuanya mahir dalam hal teknis ngoding. Semuanya kembali pada keahliannya masing -masing lagi.

Komentar

  1. Ini cerita emang banyak si yg ngalamin apalagi kalo punya temen yang bener2 suka bgt sama yg namanya bikin program dan otak atik program. Menarik banget buat dibaca. Ditunggu cerita selanjutnya yaaaa~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Balik lagi ke pepatah "pengalaman adalah guru terbaik"
      Oke ditunggu aja ya hehe

      Hapus
  2. Terus berkarya dan menginspirasi orang lain om 💕

    BalasHapus
  3. Saya cinta komsi
    .
    .
    .
    .
    .
    Mahasiswinya hiya hiya hiya

    BalasHapus
  4. Mantap. Intinya ngoding itu harus sabar dan teliti, apalagi algoritma, susah susah gampang :')

    BalasHapus

Posting Komentar